Sejarah Gereja Tertua di Kota Manado, Sudah Ada Sejak Tahun 1677

- 15 Mei 2024, 21:00 WIB
Gereja Sentrum merupakan gereja tertua di Kota Manado
Gereja Sentrum merupakan gereja tertua di Kota Manado /Facebook

 

MANADOKU.COM -- Gereja GMIM Sentrum yang terletak di Jl. Sarapung No. 1, Lawangirung, Wenang, Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara tidak hanya menjadi sebuah tempat ibadah umat Kristen biasa. Namun merupakan sebuah situs bersejarah yang memainkan peran penting dalam warisan budaya Indonesia.

Gereja Sentrum dibangun pada tahun 1677 Masehi, gereja ini merupakan gereja tertua di Manado bahkan salah satu yang tertua di Indonesia dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Dalam sejarahnya, gereja ini tidak luput dari berbagai peristiwa dramatis. Pada masa Perang Dunia II, gereja ini menjadi saksi bisu dari serangan bom yang menghantam kota Manado.

Meskipun terkena dampak serangan tersebut, bangunan gereja tetap berdiri tegak dan menjadi simbol keteguhan dalam menghadapi cobaan.

Baca Juga: Melihat Lebih Dekat Malalayang Beach Walk, Bukan Lagi Sekadar Pantai Biasa

Saat ini, di lokasi bekas ledakan bom, telah didirikan sebuah monumen khusus sebagai penghormatan terhadap peristiwa bersejarah tersebut. Monumen ini menjadi bagian integral dari kompleks gereja, menambahkan lapisan baru dalam narasi sejarah yang telah terukir di sini selama berabad-abad.

GMIM Sentrum Manado, sebagaimana yang dikenal saat ini, adalah hasil dari perjalanan panjang dari masa ke masa. Didirikan oleh Pendeta Belanda Zacharias Coheng pada masa pemerintahan kolonial Belanda, gereja ini awalnya dikenal sebagai Gereja Besar Manado. Seiring dengan perubahan zaman dan dinamika politik, namanya kemudian berubah menjadi Gereja Sentrum setelah Indonesia merdeka.

Selama masa penjajahan Jepang, gereja ini bahkan dijadikan markas bagi Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai (MSKK) yang dipimpin oleh pendeta Jepang, Hamasaki. Perang Dunia II membawa berbagai penderitaan, termasuk serangan bom yang memporak-porandakan sebagian bangunan gereja. Namun, semangat untuk bangkit kembali tetap menyala di hati para jemaat.

Pasca perbaikan, Gereja Sentrum sempat mengalami masa sepi aktivitas peribadatan, namun, dengan tekad yang kuat, para pendeta berhasil menghidupkan kembali roh kebersamaan di antara jemaatnya. Kini, Gereja GMIM Sentrum Manado tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan rohani dan sejarah yang memperkaya kehidupan spiritual masyarakat setempat.

Halaman:

Editor: Rangga Mangowal


Tags

Artikel Pilihan

Terkini