Serba-Serbi Tradisi Iwadh Kampung Arab Manado: Pengertian, Sejarah Hingga Maknanya

- 11 April 2024, 10:00 WIB
Rombongan Iwad ketika berada di dalam rumah warga Kampung Arab Manado, tahun lalu.
Rombongan Iwad ketika berada di dalam rumah warga Kampung Arab Manado, tahun lalu. /Dok. PRMN/

MANADOKU.COM - Masyarakat Kelurahan Istiqlal (Kampung Arab) Manado akan menggelar tradisi Iwadh pada hari kedua Lebaran Idul Fitri 2024, atau pada Kamis 11 April 2024 hari ini.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan tradisi Iwadh kali ini juga diprediksi akan berlangsung meriah sejak hingga sore hari ini.

Dalam tradisi ini, setiap rumah warga Kampung Arab Manado akan menyuguhkan berbagai makanan khas yang yang dikenal oleh masyarakat setempat.

Di antara makanan khas itu adalah nasi kebuli, tinutuan (bubur Manado), ubi dan batata rubus, mie cakalang, kopi goraka, milu siram, kukis milu, milu batang, dabu-dabu galafea, gohu, rujak, dan pakoba.

Baca Juga: Mengenal Iwadh, Tradisi Masyarakat Kampung Arab Manado Sehari Setelah Idul Fitri

Pengertian Iwadh

Dalam tradisi masyarakat Kampung Arab Manado, konsep "Iwadh" dapat diinterpretasikan sebagai sebuah tebusan dalam arti filosofis.

Dalam konteks ini, Iwadh merupakan sarana untuk memastikan bahwa segala ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah.

Melalui menjalin tali silaturahmi antar penduduk kampung, doa-doa yang dipanjatkan diharapkan mendapatkan keberkahan yang melimpah.

Filosofi ini didasarkan pada beberapa hadis Nabi Muhammad yang menekankan pentingnya berdoa dan menjaga hubungan baik antara sesama muslim.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir

Sumber: Jurnal IAIN Manado


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x