MANADOKU.COM - Pada bulan September 2023, Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, mencatat prestasi gemilang dengan tingkat inflasi terendah di seluruh Indonesia, yakni hanya sebesar 1,16 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara Asim Saputra, mengumumkan bahwa dari 90 kota yang disurvei dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, Kota Gorontalo dan Kota Manado mendapatkan angka inflasi tahunan (year on year) yang sama, 1,16 persen.
Angka inflasi year on year senilai 1,16 persen tersebut adalah yang terendah se-Indonesia. Kabar ini dilansir BPS Sulawesi Utara pada Senin, 2 Oktober 2023.
Sementara itu, Kota Manokwari mencatatkan tingkat inflasi tertinggi, mencapai 5,26 persen pada periode yang sama.
Baca Juga: Pertamina Update Harga BBM: Pertamax Rp14.000 per Liter
Pada bulan September 2023, Kota Manado melaporkan tingkat inflasi sebesar 0,14 persen, dengan angka inflasi tahun kalender sebesar 0,94 persen, dan inflasi year on year (yoy) sebesar 1,16 persen.
Ketika melihat peringkat inflasi Kota Manado, pada tingkat bulanan (month to month), kota ini menduduki peringkat ke-7 di Pulau Sulawesi dan peringkat ke-57 secara nasional.
Sementara itu, pada tingkat tahunan (year on year), Kota Manado menempati peringkat ke-12 di Pulau Sulawesi.
Secara khusus dalam kelompok pengeluaran, semua kategori mengalami peningkatan indeks secara tahunan (year on year).
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran memimpin dengan kenaikan sebesar 2,93 persen.
Disusul oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,49 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki dengan kenaikan 2,33 persen.
Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya juga mencatat kenaikan sebesar 1,84 persen.
Adapun kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 1,52 persen.
Sementara kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga meningkat 0,71 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan 0,25 persen.
Baca Juga: Hari ini Amanda Manopo Diperiksa Bareskrim Polri
Kelompok transportasi dan kelompok informasi, komunikasi, serta jasa keuangan masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dan 0,20 persen.
Sementara itu, kelompok kesehatan dan pendidikan mencatat kenaikan yang lebih rendah, yaitu 0,05 persen dan 0,01 persen.
Pada bulan September, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar secara tahunan (year on year) sebesar 0,7871 persen.
Sementara cabai rawit menjadi komoditas penyumbang deflasi terbesar dengan angka 0,4137 persen.
Ketika melihat perubahan bulanan (month to month), ikan deho menjadi penyumbang inflasi terbesar sebesar 0,0971 persen, sementara tomat menjadi penyumbang deflasi terbesar sebesar 0,0955 persen.***