Sejarah Berdirinya Kota Samarinda dan Penamaannya, serta Suku yang Mendiami Kota Samarinda

- 28 Juni 2024, 07:00 WIB
Kota Samarinda Kalimantan Timur
Kota Samarinda Kalimantan Timur /YouTube//Raja Drone

MANADOKU.COM – Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, adalah salah satu kota yang kaya akan sejarah dan budaya.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah berdirinya Kota Samarinda serta asal-usul dari nama yang melekat padanya.

Sejarah Berdirinya Kota Samarinda

Samarinda memiliki sejarah panjang yang bermula dari zaman kolonial Belanda. Pada abad ke-19, Belanda membangun sebuah pos perdagangan di muara Sungai Mahakam yang strategis ini.

Posisi ini memberikan akses langsung ke pedalaman Kalimantan, yang kaya akan sumber daya alamnya.

Baca Juga: Resep Pembuatan Amplang, Oleh-Oleh Khas Samarinda

Pada tahun 1668, Belanda mendirikan benteng di tempat ini yang dikenal dengan nama Benteng Kaliaga, yang menjadi titik awal perkembangan perkotaan di daerah ini.

Pertumbuhan ekonomi di sekitar pos perdagangan ini menarik penduduk dari berbagai suku dan etnis, yang kemudian membentuk perkampungan di sekitar benteng.

Dengan demikian, secara bertahap lahirlah sebuah kota kecil yang menjadi pusat perdagangan dan administrasi di Kalimantan Timur.

Nama Kota Samarinda

Asal-usul nama "Samarinda" sendiri memiliki beberapa versi yang berbeda. Salah satu versi yang paling dikenal adalah bahwa nama ini berasal dari kata dalam bahasa Bugis, "Samarenda", yang artinya "tempat melihat pemandangan indah".

Hal ini mungkin mengacu pada keindahan alam dan panorama Sungai Mahakam yang membelah kota ini.

Selain itu, ada pula versi lain yang mengatakan bahwa nama "Samarinda" berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "Sama" yang berarti "sama" dan "Rinda" yang berarti "indah".

Jadi, secara harfiah, "Samarinda" bisa diartikan sebagai "kesamaan yang indah" atau "keindahan yang seragam".

Perkembangan Kota Samarinda

Seiring berjalannya waktu, Kota Samarinda terus berkembang sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan di Kalimantan Timur.

Pada tahun 1942, selama pendudukan Jepang di Indonesia, Samarinda mengalami banyak perubahan termasuk dalam infrastruktur dan tata kota.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Samarinda terus mengalami pertumbuhan ekonomi dan perkembangan infrastruktur yang signifikan.

Pada tahun 1955, Samarinda resmi menjadi ibu kota Kabupaten Samarinda. Kemudian, pada tahun 1967, statusnya ditingkatkan menjadi Kota Administratif sebelum akhirnya menjadi Kota Samarinda yang berdiri sendiri pada tahun 1970.

Sejak saat itu, Samarinda terus mengalami pertumbuhan pesat dalam berbagai sektor termasuk industri, perdagangan, pendidikan, dan pariwisata.

Keberagaman Suku

Di kota Samarinda banyak suku yang mendiami tanah etam ini, baik dari suku asli, maupun pendatang di antaranya adalah: 

Suku Dayak

Suku Dayak merupakan salah satu suku pribumi yang mendiami Kalimantan Timur, termasuk Kota Samarinda. Mereka memiliki tradisi yang kaya dalam seni, musik, dan upacara adat.

Meskipun sebagian besar Suku Dayak tinggal di pedalaman, keberadaan mereka di Samarinda tetap memberi warna dalam budaya lokal.

Suku Kutai

Suku Kutai adalah salah satu suku yang dominan di Kalimantan Timur, termasuk Samarinda.

Mereka memiliki kekayaan budaya berupa tarian tradisional seperti Tari Zapin Kutai yang khas, serta tradisi pesta adat yang masih dijaga hingga kini.

Suku Banjar

Suku Banjar, yang berasal dari Kalimantan Selatan, juga memiliki populasi yang signifikan di Samarinda.

Mereka membawa warisan budaya berupa seni musik, tarian, dan kuliner khas Banjar yang turut memperkaya kehidupan budaya masyarakat Samarinda.

Suku Bugis

Suku Bugis, yang berasal dari Sulawesi Selatan, juga memiliki peran penting dalam sejarah perdagangan di wilayah ini.

Kehadiran mereka tidak hanya meninggalkan jejak dalam ekonomi tetapi juga dalam budaya dan tradisi lokal di Samarinda.

Suku Pendatang

Selain suku-suku pribumi, Samarinda juga menjadi tempat bagi berbagai suku pendatang seperti suku Jawa, suku Tionghoa, dan suku Minangkabau.

Mereka membawa serta kebudayaan dan tradisi dari daerah asal mereka yang ikut berkontribusi dalam memperkaya keberagaman budaya di Kota Samarinda.

Keberagaman suku di Kota Samarinda menjadi salah satu kekayaan yang patut disyukuri. Meskipun beragam, masyarakat Samarinda hidup dalam harmoni dan saling menghormati perbedaan budaya yang ada.

Dengan begitu, Kota Samarinda tidak hanya dikenal dengan pesona alamnya yang indah tetapi juga sebagai tempat yang memelihara dan memperkaya warisan budaya Indonesia secara luas.

Dengan demikian, Kota Samarinda tidak hanya memiliki sejarah yang kaya namun juga memiliki nama yang unik dengan makna yang dalam.

Sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi di Kalimantan Timur, Samarinda terus berperan sebagai kota penting yang mempertahankan warisan budaya dan sejarahnya.

Dengan mengenal lebih dalam tentang asal-usul dan perkembangan kota ini, kita dapat lebih menghargai peran serta kontribusi masyarakatnya dalam membangun daerah ini menjadi apa yang kita kenal saat ini.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkini