Inilah Sejarah Berdirinya Partai Gerindra, Ternyata Dimulai dari Obrolan saat Perjalanan

- 6 Februari 2024, 08:11 WIB
Logo Partai Gerindra.
Logo Partai Gerindra. /Partai Gerindra

MANADOKU.COM – Apakah Anda mengetahui tentang sejarah berdirinya Partai Gerindra yang saat ini dipimpin oleh Prabowo Subianto? Jika belum, maka Anda sudah tepat membaca halaman ini.

Partai Gerindra sejauh ini tergolong sebagai partai politik yang terus mengalami pertumbuhan signifikan sejak berdiri pada tahun 2008 lalu.

Lihat saja, partai berlambang kepala burung garuda ini memulai keikutsertaan Pemilu pada tahun 2009 dengan mendapatkan 26 kursi DPR RI.

Pada Pemilu berikutnya, perolehan kursi DPR RI Partai Gerindra bertambah menjadi 73 kursi. Sedangkan pada Pemilu 2019, partai ini sukses mendulang 78 kursi dan menempati ranking kedua secara nasional.

Baca Juga: 16 Ucapan Selamat HUT Ke-16 Partai Gerindra Menjelang Pemilu 2024 Terbaik

Sayangnya, pertarungan mereka dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tiga periode tersebut justru mengalami nasib sebaliknya, tak pernah menang.

Proses Berdirinya Partai Gerindra

Lalu, bagaimana sejarah berdirinya Partai Gerindra? Berikut ulasannya.

Sejarah Partai Gerindra dimulai dari sebuah percakapan yang terjadi pada November 2007 antara intelektual muda Fadli Zon dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo di perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Dalam percakapan tersebut, keduanya membahas politik Indonesia yang dianggap telah jauh menyimpang dari nilai-nilai demokrasi sesungguhnya.

Mereka menyatakan keprihatinan bahwa demokrasi telah dibajak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan kapital besar, menjadikan rakyat hanya sebagai alat semata.

Bahkan, mereka menyoroti bahwa orang-orang yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi dan politik dengan mudah bisa menjadi korban, seperti yang dialami oleh Hashim sendiri yang dituduh mencuri benda-benda purbakala dengan tujuan melestarikannya.

Terinspirasi oleh hal ini, Fadli Zon mengutip kata-kata politisi Inggris abad kedelapan belas, Edmund Burke, bahwa "The only thing necessary for the triumph [of evil] is for good men to do nothing", yang dalam terjemahan bebasnya berarti bahwa jika orang baik-baik tidak berbuat apa-apa, maka para penjahatlah yang akan bertindak.

Hashim pun setuju bahwa negara membutuhkan partai baru yang memberikan haluan dan harapan baru, agar dapat diperintah oleh pemimpin yang memperhatikan kesejahteraan rakyat.

Meskipun ada yang menentang dan menyarankan untuk bergabung dengan partai politik yang sudah ada, tetapi Hashim bersama Prabowo Subianto, yang pada saat itu adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, memutuskan untuk mendirikan partai baru.

Setelah perdebatan panjang, akhirnya disepakati untuk membentuk partai yang benar-benar memiliki manifesto perjuangan demi kesejahteraan rakyat.

Pada Desember 2007, sejumlah tokoh seperti Fadli Zon, Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, Haris Bobihoe, Sufmi Dasco Ahmad, Muchdi Pr, Widjono Hardjanto, dan Prof Suhardi berkumpul untuk membicarakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai yang akan dibentuk.

Meskipun proses pembentukan partai tidak mudah dan memakan waktu, namun Hashim tetap antusias dan akhirnya nama "Gerindra" dipilih, sementara lambang kepala burung garuda digagas oleh Prabowo Subianto.

Partai Gerindra akhirnya dideklarasikan pada 6 Februari 2008, dengan visi, misi, dan manifesto perjuangan yang mengedepankan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil, dan makmur, serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945.

Partai ini menekankan pentingnya budaya bangsa dan wawasan kebangsaan untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan, serta menciptakan kemandirian bangsa melalui sistem ekonomi kerakyatan.

Itulah sejarah berdirinya Partai Gerindra yang saat ini dipimpin oleh Prabowo Subianto.***

Editor: Sahril Kadir

Sumber: gerindra.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini