Renungan Harian Keluarga GMIM, 29 Januari 2022: Menjadi Garam Hidup yang Baik

- 29 Januari 2022, 00:28 WIB
Renungan Harian Keluarga GMIM
Renungan Harian Keluarga GMIM /ManadoHits.com

MANADO HITS- Renungan Harian Keluarga (RHK) GMIM, 29 Januari 2022 dengan judul Menjadi Garam Hidup yang Baik, dengan bacaan Alkitab Lukas 14:34-35

Renungan Harian Keluarga (RHK) GMIM, 29 Januari 2022 dikutip ManadoHits.com melalui website dodokugmim yang tayang 28 Januari 2022.

Renungan Harian Keluarga (RHK) GMIM, 29 Januari 2022, menuliskan, garam adalah bumbu dapur yang sangat dibutuhkan  dalam kehidupan manusia setiap hari.

Disamping sebagai penyedap rasa dan pengawet pada makanan garam  berfungsi juga untuk menjaga keseimbangan cairan, kesehatan tubuh, jantung, hati dan ginjal bahkan bermanfaat untuk  kecantikan sesuai takaran yang diperlukan.

Baca Juga: Dugaan Melanggar UU Kekarantinaan Kesehatan, RS DR J H Awaloei: Hasil Koordinasi adalah Masalah Miskomunikasi

Tetapi garam dapat juga membahayakan tubuh bila penggunaan secara berlebihan sehingga akibatnya hipertensi.

Tuhan Yesus ketika mengajar orang banyak menggunakan kata garam  untuk menjelaskan apa peran orang yang menjadi murid-Nya.

Kamu adalah garam dunia, jika garam menjadi tawar dengan apa  dia diasinkan?

Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Mat.5:3) Garam yang tidak lagi punya rasa asin menunjuk pada orang Kristen selaku murid Yesus yang merosot akhlaknya.

Meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya memberikan penyedap rasa kepada semua orang yang bergaul dengan dia.

Baca Juga: BTS Bersaing dengan Maroon 5, Taylor Swift hingga Justin Bieber di Penghargaan iHeartRadio Music Awards 2022

Mencegah mereka dari “kebusukan” serta menyegarkan dan “menyedapkan” hidup mereka.

Ketika murid Tuhan tidak lagi melaksanakan peran selaku garam  yang baik maka mereka dianggap tidak berguna lagi.

Garam yang tidak ada rasa asin lagi bahasa latinnya “caput  martuum” artinya barang bekas yang tidak ada lagi gunanya untuk ladang maupun pupuk karena itu dibuang saja karena tidak  bernilai lagi.

Perumpamaan ini menunjuk pada murid Yesus yang tidak lagi memberitakan Injil dan melaksanakan firman Tuhan

Harus dikeluarkan dari persekutuan karena tidak berguna lagi tetapi juga supaya tidak menulari orang yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: Bukan Mitos, Ternyata Ini Penyebab Mengapa Tahun Baru Imlek Selalu Turun Hujan

Karena itu Yesus memperingatkan agar apa yang baru saja Dia sampaikan tidak dianggap angin lalu.

Atau anggap enteng maka mengakhiri pengajaran-Nya ditutup dengan mengatakan siapa mempunyai telinga untuk mendengar apa yang Yesus baru ajarkan.

Selaku orang Kristen lebih khusus lagi sebagai keluarga diingatkan oleh Yesus bahwa kita adalah garam symbol penyedap, pengawet

Dan dapat dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman serta menetralkan tanah hendaknya hadir di mana kita hidup dan berkarya supaya menularkan garam yang baik.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 2022: Ingat, Tanggal Ini Menjadi Hari Paling Beruntung Sagitarius

Artinya hidup yang berkualitas selaku Murid Kristus untuk terus menjadi berkat bagi sesama.

Kita hidup tidak untuk diri sendiri, sebab kalau hanya untuk diri sendiri kita tidak beda dengan garam yang tidak ada lagi gunanya. Tuhan memberkati kita untuk terus berfungsi selaku garam dunia. Amin. ***

Editor: Valentino Warouw


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini