Bagaimana Arti, Sejarah dan Tradisi Imlek yang Sebenarnya?

3 Februari 2024, 13:22 WIB
Arti, Sejarah dan Tradisi Perayaan Imlek yang Wajib Anda Ketahui /ANTARA/

MANADOKU.COM - Perayaan Tahun Baru Imlek 2024 tinggal satu minggu lagi. Dalam kalender Masehi, Tahun Baru Imlek jatuh pada 10 Februari 2024.

Tapi pasti banyak belum mengetahui bagaimana arti, sejarah maupun tradisi perayaan Imlek yang sebenarnya dengan berdasarkan informasi yang akurat dan terpercaya.

Arti Imlek

Seperti dikutip dari website resmi Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud, secara etimologis Imlek berarti tahun baru Cina, yakni pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun penanggalan Cina.

Sedangkan dalam bahasa Tiongkok, Imlek berasal dari dua suku kata. Yaitu Im yang berarti “bulan”, dan Lek yang artinya “penanggalan”.

Baca Juga: 6 Destinasi Pilihan Liburan Imlek 2024 di Indonesia, Unik dan Menarik

Sejarah Imlek

Berdasarkan sejarahnya, awal Imlek selalu bertepatan dengan awal musim semi di Tiongkok, di mana tanaman kembali tumbuh setelah membeku selama musim dingin yang bersalju.

Hal ini berkaitan pula dengan gerak semu dari titik balik 23,5o Lintang Selatan. Saat itu belahan Bumi bagian selatan condong ke arah Matahari dan belahan Bumi bagian utara menjauhi Matahari.

Pada waktu itu, umat Khonghucu melakukan serangkaian upacara sembahyang, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas kembali bersinarnya matahari sebagai sumber kehidupan.

KBRN melansir, perayaan Imlek diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu, saat Dinasti Shang (1600-1046 SM) berkuasa.

Saat itu, orang-orang melaksanakan upacara pengorbanan untuk menghormati dewa dan leluhur pada awal atau akhir setiap tahun.

Sejarah di Indonesia

Pakar Ketimuran Denys Lombard mengungkapkan bahwa perayaan Imlek di Indonesia berawal dari kedatangan orang-orang Cina ke Asia Tenggara pada abad ke-3 Masehi.

Saat itu, orang-orang Cina melakukan perpindahan tempat untuk berdagang ke berbagai wilayah di Asia Tenggara, salah satunya ke nusantara yang berdampak pada perkembangan sistem kongsi, teknik kemaritiman, sistem moneter, teknik produksi, dan budidaya.

Migrasi orang Cina ke nusantara di awal Masehi ini pun turut membawa budaya perayaan Imlek ke tengah masyarakat.

Perayaan Imlek di Indonesia melewati sejarah panjang sejak era presiden Soekarno. Saat itu, Soekarno membuat peraturan tentang hari raya umat beragama, termasuk untuk umat Tionghoa, agar seluruh rakyat Indonesia bisa saling menghargai budaya dari suku, etnis, ras, dan agama lain.

Sikap saling menghargai tersebut tercermin dari hadirnya presiden keempat, K.H. Abdurrahman Wahid pada perayaan Imlek Nasional ke-2 di Istora Senayan pada tahun 2001.

Presiden kelima, Megawati Soekarnoputri juga hadir pada perayaan nasional Imlek 2553 tahun 2002 sekaligus menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional.

Perayaan Imlek Nasional 2564 tahun 2013 lalu juga dihadiri Presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selanjutnya Imlek secara nasional diselenggarakan setiap tahun oleh Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), dan selalu dihadiri oleh Presiden dan pejabat negara lainnya.

Tradisi Imlek

Saat Imlek datang, sanak saudara dan anggota keluarga saling memberikan ucapan selamat tahun baru dengan mengucapkan kalimat: gonghe xinxi, wanshi ruyi, yang diteruskan dengan kalimat: gong xi fa cai.

Kalimat tersebut memiliki makna “Selamat tahun baru", "Berlaksa karya sesuai harapan” dan “Selamat tahun baru semoga sukses dan makmur”.

Ada pula tradisi pembagian hongbao/angpao sambil memberikan salam ketika bertemu/berkunjung dari orang yang lebih tua kepada yang lebih muda ketika Imlek datang.

Pemberian amplop berwarna merah yang berisi uang itu adalah simbol berbagi rezeki sesuai kemampuan masing-masing pemberi.

Selain itu, penggunaan warna merah pada ragam dekorasi serta pakaian saat Imlek melambangkan kebahagiaan yang terpancar.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler