Reklamasi Teluk Manado Lanjutan; Antara Konflik Spasial dan Solusinya

- 23 Mei 2024, 07:06 WIB
Agus Santoso Budiharso
Agus Santoso Budiharso /

Oleh Agus Santoso Budiharso*

Sebagaimana telah dilansir dalam salah satu media online lokal tentang penolakan reklamasi Pantai Utara Manado, maka penulis berusaha untuk memberikan sedikit opini tentang reklamasi di Teluk Manado ini.

Sepengatahuan penulis, reklamasi pantai di Teluk Manado telah dimulai sejak tahun 1995 dan telah menghasilkan berbagai kawasan komersial seperti Mantos, Megamas, Bahu Mall, dan kawasan belakang Jumbo.

Proyek-proyek reklamasi ini membawa dampak ekonomi yang signifikan dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai properti. Namun, rencana untuk reklamasi lanjutan di Teluk Manado memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik spasial.

Konflik spasial ini dapat timbul dari berbagai kepentingan yang berbeda, seperti kepentingan ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya.

Baca Juga: PPDB 2024 Sulawesi Utara: Semua Hal yang Perlu Anda Ketahui

Dalam opini ini, kita akan membahas kemungkinan terjadinya konflik spasial akibat reklamasi lanjutan di Teluk Manado, faktor-faktor yang menyebabkannya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalisir dampak negatif dari konflik tersebut.

Sejarah Reklamasi di Teluk Manado

Reklamasi di Teluk Manado telah membawa perubahan besar pada lanskap kota. Proyek-proyek seperti Mantos, Megamas, Bahu Mall, dan kawasan belakang Jumbo menunjukkan bagaimana reklamasi dapat mengubah kawasan pesisir menjadi pusat bisnis yang sibuk.

Namun, proyek-proyek ini juga membawa dampak lingkungan yang signifikan, termasuk hilangnya habitat alami, perubahan aliran air, dan peningkatan risiko banjir.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkini