Viral, Pengusaha Rusia Siapkan Hadiah Rp14 Miliar untuk Tangkap Vladimir Putin Hidup Atau Mati

- 5 Maret 2022, 09:05 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dihargai Rp14 miliar dalam sayembara yang viral di media sosial.
Presiden Rusia Vladimir Putin dihargai Rp14 miliar dalam sayembara yang viral di media sosial. /Reuters

MANADO HITS — Poster sayembara penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin yang diunggah seorang pengusaha Rusia, viral di media sosial.

Pengusaha bernama Alex Konanykhin ini siap merogoh kocek hingga 1 juta dolar AS atau sekitar Rp14 miliar demi kepala Vladimir Putin.

Poster sayembara yang diunggah ke Facebook serta LinkedIn dilengkapi keterangan, 'Dicari: Mati atau Hidup. Vladimir Putin untuk Pembunuhan Massal'.

Baca Juga: Manado Banjir Lagi! Sejumlah Ruas Jalan Tergenang, di Kubur Cina Ketinggian Air Capai Dada Orang Dewasa

"Saya berjanji akan membayar 1 juta dolar AS kepada petugas yang, sesuai dengan tugas konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional," katanya, dikutip ManadoHits.com dari artikel yang telah tayang di Pikiran Rakyat.

Konanykhin juga mendesak orang kaya lainnya untuk ikut berkontribusi dengan 'menyumbang' lebih banyak uang guna menambah total hadiah.

Setelah Facebook menghapus unggahannya, Konanykhin bersikeras bahwa dia tidak meminta orang untuk benar-benar membunuh Putin.

Baca Juga: Ingin Bertani Usai Bebas Penjara, Angelina Sondakh Isyaratkan Pulang Kampung?

Dia mengaku hanya ingin orang nomor satu di Rusia itu diadili lantaran telah 'membunuh lawannya'.

Sayembara yang digaungkan Konanykhin mencuat setelah Putin memerintahkan operasi militer besar-besaran ke Ukraina.

Konanykhin merupakan seorang pengusaha kaya raya berusia 55 tahun.

Dia mengenyam pendidikan di Institut Fisika dan Teknik Moskow, sebelum akhirnya keluar untuk menggeluti bisnis real estate dan perbankan.

Pada awal 1990-an, dia dilaporkan mengantongi kekayaan hingga 300 juta dolar AS, dan telah menjalankan lebih dari 100 perusahaan.

Baca Juga: Viral! Video Longsor di Jalan Martadinata Manado, Kendaraan dan Sejumlah Pengendara Tertimbun Pohon dan Tanah

Dia juga pernah bertugas di delegasi Rusia ke AS pada tahun 1992, di bawah Presiden Boris Yeltsin.

Namun pada tahun 1996, dia dan istrinya dituduh melakukan penggelapan dana senilai 8 juta dolar AS dari Russian Exchange Bank di Moskow.

Mereka pun ditangkap saat tengah berada di AS. Semenjak itu, dia kerap berselisih dengan Kremlin.***( Elfrida Chania S/Pikiran Rakyat)

Editor: Kim Tawaang

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini