Tangisan Warga Desa Tobayagan Belum Terobati, Hadapi Dampak Parah Aktifitas Tambang Ilegal

- 10 Mei 2023, 12:12 WIB
Lokasi tambang ilegal di Hulu Tobayagan.
Lokasi tambang ilegal di Hulu Tobayagan. /

MANADOKU.com - Tobayagan, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pinolosian Tengah, saat ini sedang berjuang melawan dampak yang paling parah dari aktivitas pertambangan ilegal (PETI) di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).

Sebagai desa yang telah lama menjadi korban banjir setiap tahun, pada tanggal 8 September 2021, Tobayagan kembali terendam air. Namun, kali ini banjir tidak datang sendirian, melainkan disertai oleh lumpur yang tebal.

Banyak warga menduga bahwa banjir lumpur ini terjadi akibat aktivitas tambang liar yang berlangsung di hulu sungai Tobayagan.

Baca Juga: Kemunculan 9 Ksatria Suci dalam One Piece: Apakah Shanks Salah Satunya?

Salah satu warga yang bernama Madi, mengeluhkan kondisi ini. Menurutnya, banjir parah yang disertai lumpur ini baru pertama kali terjadi di desanya.

"Kerusakan di hulu Tobayagan disebabkan oleh aktivitas tambang ilegal. Sudah ada dua perusahaan tanpa izin yang menggunakan alat berat di sana. Kami meminta pemerintah untuk menghentikan aktivitas tersebut," ungkap Madi dengan rasa kesal.

Oni Podomi, Camat Pinolosian Tengah, juga menyatakan pendapat yang sejalan dengan warga. Ia mengakui bahwa banjir parah terakhir kali terjadi pada tahun 2006.

Baca Juga: Bukan di Papua dan Sumatera, Ini Daerah yang Dijuluki Daerah Paling Menjaga Toleransi di Indonesia

"Pada tahun 2006, kami pernah mengalami banjir serupa. Namun, setelah tanggul dibangun oleh pemerintah, banjir parah tidak pernah terjadi lagi. Biasanya, hanya genangan air saat hujan deras," ungkap Camat yang juga tinggal di Desa Tobayagan.

Halaman:

Editor: Shezan Syafiqah Farnaz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x