Hari Bapak Pramuka Indonesia, Sejarah dan Siapakah Dia?

- 12 April 2024, 11:00 WIB
Sri Sultan Hamengku Buwono IX 'Bapak Pramuka Indonesia'
Sri Sultan Hamengku Buwono IX 'Bapak Pramuka Indonesia' /doc. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

MANADOKU.COM - Indonesia memperingati Hari Bapak Pramuka Indonesia setiap tanggal 12 April sebagai penghormatan kepada tokoh yang berjasa dalam mengembangkan gerakan Pramuka di Tanah Air.

Bapak Pramuka Indonesia yang dikenal luas adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang juga merupakan sosok yang memainkan peran penting dalam sejarah Pramuka di Indonesia.

Gerakan Pramuka sendiri memiliki akar yang bermula dari pemikiran Lord Baden Powell, yang memulainya sebagai cara untuk membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan.

Pada tahun 1907, Baden Powell menerapkan konsep kepanduan dengan mengajak 21 pemuda berkemah di pulau Brownsea selama 8 hari, yang menjadi awal dari gerakan kepanduan di dunia.

Baca Juga: Profil Ebiet G Ade yang Lagunya Dinyanyikan Mahfud MD dalam Debat Cawapres

Oleh karena kontribusinya yang besar, Baden Powell diakui sebagai Bapak Pandu Dunia.

Sejarah Hari Bapak Pramuka Indonesia

Di Indonesia, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi pada tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX kemudian dinobatkan sebagai Kakak Kwarnas pertama dan menjabat selama empat periode berturut-turut, antara tahun 1961 hingga 1974.

Dikutip dari PramukaBuleleng, pengakuan terhadap peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia semakin kuat setelah Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1988 di Dili, yang menegaskan gelar tersebut kepadanya.

Bahkan, dia juga menerima penghargaan tertinggi dari World Organization of the Scout Movement (WOSM), yaitu Bronze Wolf Award.

Penghargaan ini menjadikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai salah satu dari empat orang di Indonesia yang pernah menerimanya.

Selain kontribusinya dalam Pramuka, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga dikenal sebagai Pandu Agung, sebuah sebutan yang mencerminkan sosoknya sebagai guru dan panutan bagi Pramuka Indonesia.

Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengku Buwono wafat di Washington, DC, Amerika Serikat, pada usia 76 tahun, dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.

Sebagai penghormatan atas dedikasinya terhadap Gerakan Kepanduan dan Kepramukaan, tanggal 12 April, hari kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono IX, diperingati sebagai Hari Bapak Pramuka Indonesia.

Peringatan ini menjadi momen penting untuk mengenang jasa-jasa Sri Sultan Hamengku Buwono dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia melalui gerakan Pramuka.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkini