Inilah Sejarah Berdirinya Partai Gerindra, Ternyata Dimulai dari Obrolan saat Perjalanan

- 6 Februari 2024, 08:11 WIB
Logo Partai Gerindra.
Logo Partai Gerindra. /Partai Gerindra

Mereka menyatakan keprihatinan bahwa demokrasi telah dibajak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan kapital besar, menjadikan rakyat hanya sebagai alat semata.

Bahkan, mereka menyoroti bahwa orang-orang yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi dan politik dengan mudah bisa menjadi korban, seperti yang dialami oleh Hashim sendiri yang dituduh mencuri benda-benda purbakala dengan tujuan melestarikannya.

Terinspirasi oleh hal ini, Fadli Zon mengutip kata-kata politisi Inggris abad kedelapan belas, Edmund Burke, bahwa "The only thing necessary for the triumph [of evil] is for good men to do nothing", yang dalam terjemahan bebasnya berarti bahwa jika orang baik-baik tidak berbuat apa-apa, maka para penjahatlah yang akan bertindak.

Hashim pun setuju bahwa negara membutuhkan partai baru yang memberikan haluan dan harapan baru, agar dapat diperintah oleh pemimpin yang memperhatikan kesejahteraan rakyat.

Meskipun ada yang menentang dan menyarankan untuk bergabung dengan partai politik yang sudah ada, tetapi Hashim bersama Prabowo Subianto, yang pada saat itu adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, memutuskan untuk mendirikan partai baru.

Setelah perdebatan panjang, akhirnya disepakati untuk membentuk partai yang benar-benar memiliki manifesto perjuangan demi kesejahteraan rakyat.

Pada Desember 2007, sejumlah tokoh seperti Fadli Zon, Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, Haris Bobihoe, Sufmi Dasco Ahmad, Muchdi Pr, Widjono Hardjanto, dan Prof Suhardi berkumpul untuk membicarakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai yang akan dibentuk.

Meskipun proses pembentukan partai tidak mudah dan memakan waktu, namun Hashim tetap antusias dan akhirnya nama "Gerindra" dipilih, sementara lambang kepala burung garuda digagas oleh Prabowo Subianto.

Partai Gerindra akhirnya dideklarasikan pada 6 Februari 2008, dengan visi, misi, dan manifesto perjuangan yang mengedepankan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil, dan makmur, serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945.

Partai ini menekankan pentingnya budaya bangsa dan wawasan kebangsaan untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan, serta menciptakan kemandirian bangsa melalui sistem ekonomi kerakyatan.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir

Sumber: gerindra.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini