Network
MANADO, Pikiran Rakyat - Ketua MKDKI PB IDI dr. Prasetyo Edi, Sp.BTKV, Subsp VE(K),FIHA.MH menjelaskan bahwa sehat spiritual akan menguatkan sehat mental dan fisik.
Makanya, Prasetyo Edi menegaskan bahwa seorang dokter harus melakukan inform consent secara jujur, adil dan memadai.
Hal itu diungkapkan dr. Prasetyo Edi, saat menjadi Pembicara dalam bedah buku “Iman Dalam Otak Manusia ; Memaknai dinamika Iman, Moral dan Etika Dalam Kesehatan” karya Dekan Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta DR. dr. Taufik Frederik Pasiak M.Kes, M.Pdi, Jumat 17 Maret 2023 lalu.
Baca Juga: FK UPN Veteran Jakarta Bedah Buku Karya Dekan Taufik Pasiak, Budhy Munawar Rachman cs Jadi Pembicara
Prasetyo mengatakan, struktur moral dalam peraturan adalah hukum abadi atau hukum tuhan yang sudah ada sebelum manusia ada, dan diadopsi menjadi hukum kodrat atau moral atau hati nurani.
Makanya, kata dia, seorang yang baik jika mendapat perintah baik akan cepat bereaksi dan ketika mendapat perintah buruk lambat dia bereaksi.
Menurut Prasetyo, atas dasar itulah Undang-undang Praktik Kedokteran memuat kewajiban agar sebelum menegakkan etika dan disiplin, dokter seharusnya punya etika dan disiplin.
Selain itu, Prasetyo Edi juga menyentil tentang hak orang yang merasa dirugikan oleh dokter. "Dalam UU Praktik Kedokteran disebutkan setiap orang yang merasa dirugikan oleh dokter dapat menuntut lewat MKDKI,"
Pada sisi lain, disebutkannya pula bahwa UU Praktik Kedokteran Pasal 66 ayat 1 tidak menyebut dan menjelaskan tentang klasifikasi orang untuk disebut gila, sadar, maupun setengah gila.
