Pidi Baiq Garap Novel ‘Dilan wo ai ni 1983’ di Tengah Ramainya Film ‘Ancika: Dia Yang Bersamaku 1995’

27 Januari 2024, 15:57 WIB
Pidi Baiq Garap Novel ‘Dilan wo ai ni 1983’ di Tengah Ramainya Film ‘Ancika: Dia Yang Bersamaku 1995’ /Instagram @pidibaiq/

MANADOKU.COM – Pidi Baiq, penulis novel “Ancika: Dia Yang Bersamaku 1995” yang saat ini telah difilmkan dan ramai bioskop tanah air, ternyata sedang menggarap novel terbarunya dengan judul “Dilan wo ai ni 1983”.

Hal itu terungkap berdasarkan unggahan Pidi Baik di akun resmi Instagram @pidibaiq, pada 24 Januari 2024 lalu.

Sebagaimana diketahui, Pidi Baiq sebelumnya telah menghasilkan tiga novel dengan satu figur utama, yakni Dilan.

Tiga novel itu, masing-masing berjudul “Dilan 1990”, “Dilan 1991”, dan “Milea: Suara dari Dilan” juga telah diadaptasi menjadi film box office Indonesia.

Baca Juga: Sosok Ancika Ternyata Sudah Diperkenalkan di Film ‘Milea Suara dari Dilan’

Berdasarkan judulnya dan dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya, maka bisa dipastikan bahwa “Dilan wo ai ni 1983” bercerita tentang kehidupan Dilan di masa kecil. Seperti apa ceritanya?

Ceritakan Kehidupan Dilan saat SD

Melalui akun resmi Instagramnya, Pidi Baiq telah membeberkan cerita singkat dari novel garapan terbarunya.

Dari unggahannya itu, terungkap bahwa novel itu dibuatnya karena sedang menganggur dan tidak berkeinginan mengganggu orang lain.

“Nah, saya ingin nulis kisah "Dilan 1983", yaitu saat Dilan masih berusia +/- 11 tahunan. Masih anak2 dan sempat tinggal brsama keluarganya di propinsi Timor Timur (kini negara Timor Leste) karena harus mengikuti ayahnya yg bertugas sebagai tentara Indonesia,” ungkapnya dalam unggahan tersebut.

“Di sanalah Dilan mulai kenal pasar Marcado Lama, Toko Surabaya, kota Dili, Manatuto, Balibo, Viquque, Baucau, gereja Santa Cruz, dan Xanana Gusmao, pejuang kemerdekaan Timor Timur, yg dikenal sebagai tokoh pemberontak Fretilin.”

“Jaman itu susah air bersih, banyak kerbau dan juga buaya. Dor! Dor! Di Timor Timur, Dilan sekolah di SD yg ada di desa Bairo Pite. Itu sekolah negeri yg di belakangnya terdapat sungai Bebora.

“Teman sebangkunya adalah Antonion Ximenes Lopes dan dari si Lopes itulah Dilan mulai bisa sedikit bahasa Tetum (yaitu bahasa Timor Timur).

“Tahun 1983, setelah satu setengah tahun tinggal di Timor Timur, Dilan kembali ke Bandung dan sekolah di SD tempat dulu dia sekolah. Dilan pun bertemu lagi dengan teman2 lamanya,” bebernya.

Dalam karya terbarunya kali ini, Pidi Baiq juga memperkenalkan figur baru bernama Mei Lien, gadis Tionghoa, murid baru enam bulan pindahan dari Semarang.

“Dilan suka, tapi mana boleh anak kecil pacaran. Gak boleh, dan ini memang bukan novel tentang pacaran, hanya cinta monyet biasa di tengah ngerinya peristiwa penembakan misterius atau yg disingkat Petrus, yaitu suatu operasi rahasia yg berlangsung di jaman pemerintahan Orde Baru,” tambahnya.

“Dilan wo ai ni 1983” juga mengisahkan penyebab Dilan berhenti sekolah SMA dan baru melanjutkannya lagi pada tahun 1988.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler