Politisi Kawanua Yerry Tawalujan Minta Pemerintah Stop Impor Pakaian Jadi dari China Untuk Lindungi UMKM

- 20 Maret 2023, 14:00 WIB
Politisi Kawanua Yerry Tawalujan
Politisi Kawanua Yerry Tawalujan /Istimewa/

MANADO, Pikiran Rakyat - Politisi Kawanua, Sulawesi Utara, Yerry Tawalujan menanggapi polemik pelarangan penjualan pakaian bekas atau Thrifting oleh Pemerintah karena dianggap mengganggu UMKM pakaian jadi dalam negeri.

Menurut politisi yang akan maju sebagai calon anggota (caleg) DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara, UMKM pakaian jadi dalam negeri wajib dilindungi, tetapi harus tahu dengan tepat melindungi dari apa.

"Ibarat perang, harus tahu dulu siapa lawannya. Siapa atau apa lawan yang dihadapi oleh UMKM pakaian jadi dalam negeri. Siapa atau Apa sebenarnya kompetitornya. Sehingga jelas UMKM pakaian jadi kita harus dilindungi dari apa," terang Yerry, Senin 20 Maret 2023.

Baca Juga: Perindo Ajukan TGB Cawapres, Yerry Tawalujan: Wujud Kebesaran Hati Hary Tanoesoedibjo

Kompetitor utama dari UMKM pakaian jadi dalam negeri, menurut Tawalujan, adalah impor pakaian jadi dari China.

Merujuk data BPS, impor pakaian jadi dari China tahun 2019 sebanyak 64.660 ton. Tahun 2020 sejumlah 51.790 ton, dan tahun 2021 naik menjadi 57.110 ton.

Bandingkan dengan impor pakaian bekas, yang paling banyak dari China. Tahun 2019 sejumlah 417 ton, tahun 2020 sebanyak 66 ton, dan tahun 2021 turun menjadi 8 ton saja.

"Berdasarkan data BPS tersebut, dengan jelas terlihat bahwa musuh utama UMKM pakaian jadi dalam negeri bukan impor pakaian bekas, tetapi impor pakaian jadi asal China," ujarnya, menjelaskan.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x